Sabtu, Januari 26, 2008

Pilihan Ada Di Tangan Anda

Saya selalu mengatakan bahwa "Hidup hanya sekali...", apakah yang anda rencanakan untuk anda capai di dalam hidup anda?

Hanya ada 3 pilihan kategori kehidupan:
yang pertama sebagai orang yang hidup di bawah rata-rata yang selalu dekat dengan masalah, hutang, perselisihan, stress & selalu kekurangan;
yang kedua

sebagai orang rata-rata yang kehidupannya biasa-biasa aja, tidak ada yang menyolok & spesial, sekedar memiliki apa saja secara ala kadarnya;
yang ketiga adalah sebagai orang diatas rata-rata yang dapat dikategorikan sebagai hebat & luar biasa dimana selalu mencetak keberhasilan & kemajuan yang spektakuler sehingga membuat orang kagum, hidupnya dipenuhi dengan kesuksesan, kebahagiaan & memiliki makna untuk orang lain.

Dari ke-3 pilihan kategori tersebut manakah yang anda inginkan? Dimana letak perbedaannya yang paling mendasar? Adalah pada cara pandang (persepsi) & keberanian membuat pilihan-pilihan di dalam hidup mereka. Milikilah persepsi yang selalu positif & beranilah membuat pilihan-pilihan yang terbaik yang senantiasa membawa anda semakin dekat kepada target & sasaran anda. Salam sukses.

Raja Dan Laba-Laba

Dahulu kala di negeri Skonlandia, ada seorang raja bernama Bruce.

Dia sudah enam kali memimpin pasukannya menuju medan perang melawan sang agresor dari England , namun selama enam kali pertempuran itu, pasukannya selalu babak belur dihajar oleh musuh, hingga terpaksa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke hutan.

Akhirnya, dia sendiri juga bersembunyi di sebuah gubuk kosong di dalam hutan belantara.

Suatu hari, hujan turun dengan derasnya, air hujan menerobos dari atap rumah yang bocor mengenai muka Bruce, sehingga dia terbangun dari tidurnya. Sesaat dia merenungi nasibnya yang malang karena tidak dapat mengalahkan musuh, walaupun dia telah mengerahkan segala daya upaya.

Semakin dia memikirkan hal ini, hatinya semakin pedih dan hampir putus asa.

Pada saat itu, mata Bruce menatap ke atas balok kayu yang melintang diatas kepalanya, disana ada seekor laba-laba sedang merajut sarangnya.

Dia dengan seksama memperhatikan gerak gerik laba-laba tersebut, dihitungnya usaha si laba-laba yang telah enam kali berturut-turut berusaha sekuat tenaga mencoba mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu yang berada di seberangnya, namun akhirnya gagal juga.

“Sungguh kasihan makhluk kecil ini.”
kata Bruce, “Seharusnya kau menyerah saja!”

Namun, sungguh diluar dugaan Bruce, walaupun telah enam kali si laba-laba gagal mengaitkan ujung benangnya, dia tidak lantas putus asa dan berhenti berusaha, dia coba lagi untuk yang ke tujuh kalinya, dan kali ini dia berhasil. Melihat ini semua, Bruce sungguh merasa kagum dan lupa pada nasib yang menimpa dirinya.

Bruce akhirnya berdiri dan menghela napas panjang, lalu dengan lantang dia berteriak: “Aku juga akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!”

Bruce akhirnya benar-benar mendapatkan semangatnya kembali, ia segera mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya, lalu mengatur strategi dan menggempur lagi pertahanan musuh, dengan susah payah dan perjuangan yang tak kenal menyerah, akhirnya Bruce berhasil mengusir pasukan musuh dan merebut kembali tanah airnya.

Sifat Kepiting

Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifat kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.

Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah.
Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.

Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.

Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha meloloskan diri.

Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting.

Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.

Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.

Begitu pula dalam kehidupan ini… tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.

Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih dengan jalan yang nggak benar.

Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.

Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.

Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.

Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’:
1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi) yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam bertindak

2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan

3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.

..Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom, namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…

Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama.
Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda menjadi pribadi yang sehat dan sukses.

Betapa pun banyaknya kucing berkelahi, selalu saja banyak anak kucing lahir. (Abraham Lincoln)

Success Is Feeling Good

Anda dan banyak orang yang lain tentu menginginkan sukses,bukan ? Tidak ada seorang pun yang tidak mau sukses ,betul tidak ?.

Lalu masing-masing orang mendefinisikan sukses dengan cara pandangnya masing-masing,sesuai dengan apa yang pernah di-alaminya.Ada orang yang mendefinisikan sukses,apabila seseorang bisa memiliki banyak uang.Sedang orang lain mendefinisikan sukses,apabila bisa meraih impian / tujuannya. Dan ada orang lain yang mendefinisikan sukses,apabila bisa menduduki jabatan tertentu dalam suatu oraganisasi.

Jadi, sesungguhnya begitu banyak definisi dari sukses itu.Setiap definisi yang di anut oleh seseorang ,tentu orang tersebut akan bersikap dan bertindak seusai dan konsisten dengan apa yang telah dia definisikan tentang kesuksesannya.Bila anda mendefiniskan sukses anda,adalah dengan memiliki banyak uang,secara tidak anda sadari,anda akan bertindak mati-matian untuk mengejar uang yang anda inginkan,dan dengan berbagai cara akan anda lakukan untuk mendapatkan ke-inginan tersebut.Namun dalam perjalanan anda untuk mendapatkan apa yang anda inginkan itu,apa yang anda rasakan dalam hati anda,suatu perasaan baik atau suatu perasaan tidak baik ?

Suatu perasaan baik akan anda dapatkan bila anda mengerjakan sesuatu dengan benar dan selaras dengan prinsip kehidupan.Namun bila anda merasa tidak nyaman / tidak baik,sudah barang tentu anda telah mengerjakan sesuatu yang tidak tepat dan berlawanan dengan prinsip kehidupan.Apabila anda mengerjakan sesuatu dan merasakan perasaan senang / mengembirakan,tentu hari ini anda telah mengejakan sesuatu dengan sukses dan apa yang anda kerjakan hari itu telah memberikan dampak positif ( nilai tambah ) yang positif kepada orang lain / lingkungan anda.

Menurut pandangan saya,success is feeling good,dimana setiap tindakan yang kita lakukan seharusnya memberikan / mencerminkan perasaan yang menyenangkan,mengembirakan dan nyaman. Dengan merasakan perasaan gembira, dan senang,kita bisa mengetahui bahwa apa yang telah kita kerjakan tentunya sudah benar dan memberikan dampak positif kepada orang lain,kepada lingkungan kita,dengan kata lain sudah selaras dengan prinsip kehidupan.Perasaan senang / gembira ini sesungguhnya adalah tolok ukur dari sukses anda sehari-hari,di dalam perjalanan anda mencapai apa yang anda inginkan.

Feeling Good perlu anda rasakan sehari-hari di dalam mengerjakan pekerjaan anda, karena ini akan menjadi energi pendorong dan motivasi bagi diri anda untuk terus berjuang meraih impian anda.Bila anda marasakan kegembiraan di dalam bekerja,anda akan mampu bekerja lebih baik,bisa memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi banyak orang,dan anda akan bekerja lebih produktif,dan pada akhirnya anda mampu mencapai keinginan anda lebih cepat dan merasakan kebahagiaan.Jadi tidak benar anggapan yang mengatakan bahwa untuk bisa sukses,kita perlu mengalami perasaan tidak enak / emosi negatif ,dan akan mendapat kebahagiaan setelah mencapai impian kita.Dan justru perasaan negatif inilah yang akan membuat diri kita menjadi Gagal,mengapa demikian ?

Perasaan tidak enak / negatf,merupakan cerminan dari dalam pikiran anda yang dipenuhi dengan pikiran negatif, ketakutan, kekurangan ( kelangkaan ) dan persaingan,kekawatiran,tidak ikhlas,takut kalah,ketamakan dan ego mau menang.Semakin banyak pikiran negatif memenuhi pikiran kita,secara otomatis hasil negatif yang akan datang kepada kita,Kegagalan. Bersyukurlah terhadap semua kejadian yang anda alami setiap hari,karena dibalik kejadian yang anda alami tentu ada sesuatu yang lebih baik bagi diri anda,dengan bersyukur akan meningkatkan keyakinan diri anda,yang anda perlukan untuk bisa bekerja dengan tenang,rileks dan gembira.

Be happy every moment,every time,every day and the world will make you be happy all your life.Success is Feeling Good !!!!.

Inilah Cinta

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri.

Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?” dia bertanya-tanya,
hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang mi
liter Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.

Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka
terletak dipinggir kota yang berseberangan.

Mula - mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.

Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. “Aku buta!” tujasnya dengan pahit. “Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku” Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan
seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya, wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis … Setiap hari dijalaninya dengan
sempurna.

Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum’at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar
ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :”wah, aku iri padamu”. Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, “Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?” Sopir itu menjawab, “Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu”. Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya.”Apa maksudmu?” Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung”. kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Jenderal Kecil Merasa Jadi Raja

Alkisah di negeri Tiongkok kuno, terdapat sebuah kerajaan yang begitu megah, yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. Rakyat-rakyat begitu makmur, dan pajak negara yang bebankan ke mereka pun telah dihapuskan oleh raja, sehingga rakyat sangat memuja raja mereka tersebut.

Didalam kerajaan, terdapat jenderal-jenderal perang pilihan yang begitu gagahnya. Mereka tampak begitu bersahaja dan melindungi bawahannya. Namun dari sekian banyak jenderal perang tersebut, terdapat seorang jenderal perang yang sangat sombong dan congkak. Dia sebenarnya adalah seorang prajurit yang baru saja diangkat menjadi jenderal karena suatu jasa kepada raja. Namun hal itu malah membuatnya menjadi lupa diri dan sombong.

Dia selalu mengeluarkan perintah-perintah yang aneh, dan meminta prajurit-prajuritnya untuk menghormati nya layaknya seorang raja. Setiap bertemu dengan nya, prajurit-prajurit akan menyembahnya dan mengucapkan salam "Wan Xui...Wan Xui...Wan Wan Xui...." (" Panjang Umur..Panjang Umur...Panjang Umur Selama-lamanya"), yang sebenarnya salam itu hanya harus diperuntukkan kepada raja.

"Aku Adalah pimpinan kalian, dan kalian harus mengikuti perintah ku, atau kalian akan mati. Tidak ada ampun buat pembangkang" Sahut Jenderal tersebut kepada prajurit-prajurit mereka

Prajurit-prajurit bawahannya pun merasakan tekanan moral yang sangat besar, dan mereka pun dengan terpaksa mengikuti kemauan si Jenderal. Hal itu membuat jenderal-jenderal senior pun prihatin.

Pada suatu hari seorang jenderal yang paling senior dikerajaan tersebut, bermaksud memberikan petuah kepada jenderal kecil tersebut. Dia pun mengajak jenderal kecil itu untuk pergi ke suatu padang rumput. Dengan perasaan terpaksa, jenderal kecil pun mengikuti jenderal senior tersebut, dan berkata :

"Mengapa engkau mengajak ku kemari, wahai jenderal" sahut jenderal kecil dengan ketus
"Wahai jenderal , saya melihat engkau begitu pesat dalam berkarir dan memiliki wawasan yang sangat luas, aku pun bermaksud ingin mengajak mu untuk berdiskusi sejenak" jawab jenderal senior itu dengan ramah.
"Apa yang hendak engkau diskusi kan, kata kan lah" Kata jenderal kecil tersebut
"Coba kau lihat kadal yang ada di sana, apakah menurut mu kadal dapat terbang seperti burung diatas?" tanya jenderal senior tersebut
"hahahha....pertanyaan bodoh, tentu saja tidak, kadal hewan darat, tentu saja tidak dapat terbang seperti hewan di udara, itu pertanyaan gampang kenapa engkau bertanya seperti itu" Tanya jenderal kecil itu sombong

"Menurut mu apa yang akan terjadi apabila kadal tersebut ingin juga terbang wahai jenderal" tanya jenderal senior itu kembali
"Tentu saja dia akan mati karena akan jatuh ke tanah...., bukan begitu jenderal" sahut jenderal kecil
"Iya...begitu juga lah kita. Sebagai manusia kita pun harus tahu posisi kita, dan apabila kita memaksakan untuk menjadi posisi yang bukan milik kita, kita pun akan "mati" seperti halnya kadal itu bukan" kata jenderal senior itu sambil tersenyum ramah

Seperti disambar petir, sang jenderal kecil pun merasa kesalahannya. Bahwa dia adalah seorang jenderal dan tidak dapat menganggap dirinya sebagai raja, karena apabila hal itu ketahuan raja, tentu saja kematian sudah di depan mata.

~Banyak sekali kita melihat didunia ini, seorang karyawan yang merasa seperti atasan bagi karyawan lainnya, bertindak seenaknya, tanpa menyadari posisi ataupun jabatan mereka. Adalah sangat bijaksana apabila kita mengetahui dan bertanggung jawab atas posisi maupun jabatan kita, dan jangan melebihi wewenang yang bukan menjadi milik kita, karena tentu saja, kita akan "mati" dalam pergaulan kita. Janganlah merasa sebagai raja, apabila kita hanyalah seorang jenderal ataupun prajurit. Dengan bersungguh-sungguh dan bekerja keras dengan penuh tanggun jawab, niscaya posisi itu akan datang sendirinya, tanpa harus kita bertindak layaknya seorang jenderal kecil yang merasa dirinya seorang raja gadungan~

Inspirational Letter

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?

Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja

Seni Membangun Hubungan

Berbicara tentang membangun hubungan berarti berbicara tentang membangun komunikasi. Dalam berkomunikasi, ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan, salah satunya adalah pemilihan kata. Jika pemilihan kata yang digunakan keliru, orang yang kita ajak berkomunikasi akan enggan untuk membangun hubungan dengan kita. Ini bukan hanya berlaku dalam ruang lingkup dunia kerja, melainkan seluruh aspek hidup kita.Lalu, selain pemilihan kata, pemilihan intonasi yang tepat juga sangat penting. Meskipun kita mempergunakan kata-kata yang bagus dan menarik, intonasi yang salah akan membuat kata-kata tersebut memiliki arti yang berbeda.

Etika dalam membangun hubungan

Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam membina suatu hubungan. Pertama, pastikan kita mengenali dengan siapa kita sedang berhubungan, karena dengan sendirinya kata-kata dan intonasi yang kita gunakan akan diselaraskan dengan orang yang kita ajak berkomunikasi tersebut. Ketika kita bisa mengenali siapa yang kita ajak berkomunikasi, secara otomatis kemampuan kita untuk membangun hubungan akan meningkat.Etika yang kedua adalah cara kita melakukan pendekatan. Kadang kala ada orang-orang yang ingin langsung akrab ketika pertama kali berkenalan sehingga orang yang diajak bergaul merasa risih (pendekatan dirasa berlebihan).

Akibatnya, kualitas hubungan yang diharapkan tidak akan terwujud.Yang ketiga, ketika kita mengajukan pertanyaan atau lontaran, ajukanlah pertanyaan atau lontaran yang sesuai dengan kualitas hubungan yang sudah terbangun saat itu. Pertanyaan yang bersifat pribadi yang dilontarkan kepada orang yang belum terlalu dekat dengan kita dapat membuat orang yang bersangkutan menarik diri. Ini semua adalah aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah hubungan.

Ada orang-orang yang memang tidak memiliki ‘kamus kosakata' yang cukup luas, sehingga mereka menjadikan hal tersebut sebagai alasan - sering kali dengan kalimat "Saya ini ya memang begini". Sebagai akibatnya, kata-kata yang mereka gunakan sering kali terdengar negatif bagi orang-orang lain yang diajak berbicara.

Kadang kala hal ini tidak terlepas dari faktor pendidikan dan lingkungan di mana orang tersebut dibesarkan. Ada orang-orang tertentu yang celetukan-celetukannya terdengar kasar bagi orang banyak, tapi ia sendiri tidak menyadarinya. Itu sebabnya kita perlu mengembangkan wawasan dan cara berpikir kita. Jangan bergaul dengan orang lain berdasarkan point of view yang kita miliki belaka; kita juga perlu belajar membangun hubungan dengan orang lain dari point of view orang yang bersangkutan.Mungkin kita bisa mengajukan pertanyaan ini kepada diri kita sendiri: "Jika saya melontarkan pernyataan/pertanyaan ini, apakah orang lain akan merasa ‘terganggu/diserang/dilecehkan/dilukai' oleh lontaran saya itu?"

Karenanya, pastikan kita menjadi orang yang senantiasa terbuka dan mau belajar, sehingga kita memiliki kerelaan untuk berubah. Tanpa berusaha membangun hubungan dengan orang lain dari point of view orang yang kita ajak bergaul, kita tidak akan pernah memiliki kualitas hubungan yang baik dengan siapapun, karena adakalanya point of view yang kita miliki keliru atau dangkal. Membuka diri untuk mempelajari kultur yang dianut oleh masyarakat luas dan banyak membaca (sehingga kosakata kita menjadi lebih banyak) adalah hal-hal yang sangat penting, karena kedua hal ini akan menolong kita dalam membangun hubungan.

Masalah yang sering terjadi dalam dunia kerja adalah masalah antara atasan dengan bawahan. Seorang bawahan seharusnya dapat membangun hubungan yang baik/hangat dengan atasannya tanpa mengurangi rasa respek terhadap si atasan.

Ini kembali mengacu kepada kemampuan kita untuk bisa mengenali dengan siapa kita sedang berbicara dan berada di level hubungan manakah kita saat ini. Untuk membangun sebuah hubungan dibutuhkan waktu, dan kadang kala ada ‘investasi' tertentu yang perlu kita lakukan.Contoh: Jika kita membangun hubungan pada level formalitas (di mana pembicaraan hanya berkisar mengenai pekerjaan belaka), kita tidak akan pernah bisa menjadi lebih akrab dengan atasan kita. Tapi dengan melakukan investasi waktu atau uang (misalkan kita mengundang atasan untuk makan siang bersama), kita akan mulai dapat bercakap-cakap di luar topik pekerjaan. Perbincangan akan menjadi lebih santai dan bervariasi, sehingga menolong terciptanya sebuah hubungan yang wajar.

Dengan berjalannya waktu, kedekatan antara pemimpin dan bawahan akan terbangun secara alamiah.Pada saat yang sama, kita tetap perlu memegang prinsip keprofesionalan kerja. Saya mendapati, kadang kala ketika seorang bawahan sudah mulai dekat dengan atasannya, etika antara bawahan dan atasan cenderung ‘memudar' karena si bawahan mulai menganggap atasannya ‘sepadan' dengan dirinya. Selain itu, seorang bawahan yang mulai dekat dengan atasan biasanya menjadi sulit untuk menerima koreksi atau teguran dari sang pemimpin.

Akibatnya, kualitas hubungan yang sudah terbangun justru menjadi rusak karena pemimpin mulai menarik diri ketika bawahannya melanggar batasan etika yang ada.Jika sebagai bawahan kita membangun hubungan dengan pemimpin tanpa motivasi tertentu -kadang kala saya mendapati ada bawahan yang mencoba membangun hubungan dengan atasannya demi kepentingan terselubung-, kualitas hubungan yang kita miliki jauh lebih berarti daripada kualitas hubungan seorang bawahan yang hanya ingin ‘menjilat' pemimpinnya. Ketika kita membangun hubungan dengan tulus sebagai sahabat tanpa meninggalkan etika keprofesionalan kerja, saya percaya kualitas hubungan seperti ini jauh lebih berarti. Itu sebabnya, kita perlu mengenali hingga sejauh mana kita harus membangun hubungan dengan seorang pemimpin dan bagaimana kita bisa tetap menjaga keprofesionalan kerja.

Meski sudah cukup dekat, kita tetap harus menyadari bahwa -bagaimanapun juga- seorang pemimpin berhak untuk menegur dan mengoreksi kita ketika ia menemukan kekurangan atau kesalahan dalam cara kerja kita.Seorang pemimpin seringkali memiliki mindset yang berbeda dengan seorang bawahan. Seorang pemimpin juga memiliki keprofesionalan kerja yang jauh lebih tinggi dari seorang bawahan. Pemimpin selalu menuntut hasil kerja, sementara bawahan seringkali tidak terlalu memperhatikan hasil kerja melainkan hak yang bisa mereka dapatkan.

Bergaul dengan seorang pribadi
Keprofesionalan kerja harus tetap dijaga, bahkan di luar area atau jam kantor.

Seringkali kita menganggap apa yang kita lakukan di dalam dan di luar kantor adalah dua hal yang berbeda. Sesungguhnya hal ini tidak boleh terjadi, karena kita sedang bergaul dengan seorang pribadi yang sama dan bukan hanya dengan satu jabatan tertentu. Jika kita bergaul dengan seorang pribadi, artinya kita harus menghargai orang tersebut karena keberadaannya, bukan karena posisinya. Demikian pula dengan pemimpin, ia juga harus menghargai bawahannya sebagai seorang pribadi.
Ketika seorang atasan ingin membangun hubungan yang sehat dengan bawahannya, ia perlu memposisikan diri sebagai atasan yang tidak bossy. Seorang atasan yang bossy cenderung untuk mengeksploitasi/memanfaatkan orang-orang yang ada di bawahnya, sementara seorang atasan yang mengambil posisi untuk memimpin justru akan menanamkan nilai-nilai yang baik dan sehat, atau -menurut istilah saya- menjadi ‘sumber input' bagi bawahannya.

Membangun hubungan dengan orang yang pendiam adalah sesuatu yang agak sulit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pendiam, salah satunya adalah karena orang tersebut beranggapan "Memang inilah karakter/pembawaan saya." Yang perlu kita lakukan adalah belajar untuk menyelami kepribadiannya dan menemukan penyebab ke-diam-annya. Seseorang dapat menjadi pendiam karena merasa kurang nyaman atau kurang aman, disebabkan peristiwa-peristiwa negatif yang bersifat traumatis. Jika ia menjadi pendiam karena faktor insecurity, kita perlu belajar untuk menjadi ‘dekat' dengannya terlebih dahulu. Kita perlu membangun hubungan dan menginvestasikan waktu untuk bergaul dengannya, dan dengan sendirinya kita akan bisa ‘masuk' ke dalam hatinya. Ketika ini terjadi, komunikasi dan hubungan akan bertumbuh secara normal.

Namun jika sifat pendiam tersebut disebabkan oleh kebiasaan, kita perlu memberikan lontaran atau pertanyaan yang menuntut penjelasan dari orang tersebut. Memang hal ini bisa membuat orang yang bersangkutan merasa kurang nyaman, karena orang pendiam biasanya memiliki kesulitan untuk memunculkan isi hatinya dalam wujud kata-kata. Jadi, kunci yang paling utama untuk membangun hubungan dengan orang pendiam adalah menjadi sahabatnya terlebih dahulu -- bisa diterima olehnya tanpa dicurigai melanggar batasan pribadi yang ia miliki.

Seorang atasan bisa membangun hubungan dengan bawahannya, bahkan jika usianya lebih muda dari usia bawahannya.

Secara pribadi, saya banyak membangun hubungan dengan orang-orang yang jauh lebih tua dari saya. Tapi karena saya memposisikan diri sebagai pemimpin (dan dia betul-betul melihat saya sebagai seorang pemimpin), keprofesionalan kerja dapat terjaga dan orang yang bersangkutan tetap bisa menghargai saya sebagai orang yang memimpin hidupnya dan layak menerima respek darinya.

Integritas dalam hubungan
Dalam

menjalin hubungan, integritas adalah hal yang sangat penting, karena dengan integritas yang terjaga hubungan yang ada akan tetap sehat. Ketika salah satu pihak gagal menjaga integritas, pihak lainnya akan merasa dimanipulasi atau dimanfaatkan. Kadang kala memang ada orang-orang tertentu yang lebih rela mempertaruhkan (bahkan membuang) integritas demi kesetiakawanan. Satu hal yang pasti, setia kawan tidak boleh melampaui batasan-batasan kebenaran. Jangan sampai hanya gara-gara setia kawan, kita justru menghancurkan integritas kita sendiri. Seorang sahabat yang baik tidak akan menjatuhkan/menjerumuskan sahabatnya sendiri -apalagi sampai si sahabat kehilangan integritas hidupnya- karena integritas adalah aspek yang sangat penting dalam dunia kerja dan dunia profesional. Hidup tanpa integritas tidak ubahnya tubuh yang cacat. Karena itu, jika Anda mendapati orang yang Anda anggap sebagai sahabat mulai menuntut Anda untuk meninggalkan integritas, Anda perlu mempertanyakan kualitas persahabatan Anda dengan orang tersebut.

Sebagai bawahan, kadang kala kita dilanda kebimbangan jika atasan menyuruh melakukan sesuatu yang jelas-jelas salah. Contohnya, menggandakan laporan keuangan perusahaan demi menghindari pajak.

Jawaban atas kasus ini tidak boleh diberikan kepada satu pihak saja; jawaban ini harus berbicara kepada kedua belah pihak, baik bawahan ataupun atasan. Kita perlu hidup berdasarkan prinsip, yaitu prinsip kebenaran. Sebagai pemimpin, saya mendapati bahwa saat saya menggunakan prinsip kebenaran sebagai patokan standar kerja, ada banyak keuntungan yang dapat saya nikmati. Sebagai bawahan, jika kita hidup berdasarkan prinsip kebenaran, ada banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh. Memang akan selalu ada resiko dalam setiap ucapan, tindakan dan pengambilan keputusan yang kita lakukan. Pertanyaannya, apakah resiko tersebut akan menuntun kita untuk terus naik, atau justru sebaliknya? Apakah resiko yang kita ambil akan memberikan keuntungan jangka panjang, atau hanya keuntungan sesaat? Resiko yang hanya memberi keuntungan sesaat justru akan menjadi bumerang di kemudian hari, yang meruntuhkan semua hasil kerja yang sudah bertahun-tahun dibangun dengan jerih lelah dan keringat. Karena itu, apapun posisi Anda saat ini -- baik sebagai pemimpin maupun karyawan, mari bangun hidup dan pekerjaan kita dalam prinsip kebenaran. Meski tampaknya progresifitas kita tidak sesignifikan orang-orang yang memakai cara-cara kotor, pertumbuhan yang kita alami akan langgeng adanya.

Orang yang membangun hidup dan karir dengan cara-cara ‘kotor' akan mendapati -pada satu titik tertentu- semua yang mereka bangun runtuh begitu saja, tetapi kita akan terus melanjutkan perjalanan dengan sejahtera, dan hasil yang kita nikmati permanen sifatnya. Oleh sebab itu, jika pemimpin menyuruh Anda melakukan hal-hal yang melanggar hati nurani, saya menyarankan Anda berbicara kepada pemimpin dan menyampaikan apa yang ada dalam hati Anda. Jangan langgar hati nurani Anda. Resiko dimutasi atau dipecat pasti ada, tapi percayalah, ada banyak pemimpin lain (bahkan perusahaan besar) yang mencari orang yang jujur. Kalau pun kita kehilangan posisi karena kejujuran kita, yakinlah, Tuhan itu adil dan Ia tidak akan tinggal diam.

Kalau saat ini Anda sedang mengalami situasi seperti di atas, lihatlah ini sebagai ‘masa persiapan' untuk mengalami promosi yang lebih besar -- sama seperti pegas yang semakin ditekan akan semakin melompat tinggi. Saya percaya itulah yang akan terjadi atas orang yang membangun hidup di atas dasar kebenaran. Jangan pernah mengkompromikan integritas, dan jangan pernah kompromikan kebenaran.

Sebuah hubungan akan selalu memperluas cakrawala dan wawasan kita.

Semakin banyak kita berteman, semakin banyak kita membangun hubungan dengan orang lain (dalam kualitas yang lebih baik dari biasanya), kesempatan untuk meraih kesuksesan juga semakin besar. Karenanya, jangan pernah membatasi diri; bukalah hati Anda selebar-lebarnya dan milikilah sahabat sebanyak mungkin. Pastikan Anda menjadi sahabat bagi banyak orang, karena dengan demikian akan ada banyak orang yang menjadi sahabat bagi Anda. Sahabat akan selalu menjadi orang pertama yang menolong kita ketika kita membutuhkannya.

Memaknai Kompetisi Sebagai Sebuah Pusaran Sinergi

Dewasa ini kata KOMPETISI banyak ditafsirkan sebagai sebuah drama yang selalu melahirkan "Pemenang" sekaligus mencetak sekumpulan "Orang Kalah". Sebagai konsekuensinya, "Pemenang" akan ditafsirkan sebagai sosok yang menjulang di puncak kejayaan, yang akan dipandang dengan wajah menengadah oleh kaum "terkalahkan".

Sekejam itukah makna KOMPETISI? Apalagi bila panggung kompetisi ini sudah menapak, sudah mengejawantah di kehidupan riil sehari-hari. Sungguh kejam bila alam semesta ini pada akhirnya dikotak-kotakkan sebagai winner-looser, sebagai leader-follower, sebagai champion-mediocre, sebagai developing-under developed, atau sebagai central-marginal. Sedangkal itukah Hukum Alam yang harus dijalani oleh manusia?

Tentu tidak! Tuhan Sang Pemangku semesta alam ini sudah menyerukan untuk "Berlomba-lomba di dalam kebaikan". Ini artinya, hakikat sejati dari KOMPETISI akan jauh lebih dalam dari sekedar menang-kalah. Ada energi positif yang sangat besar, yang mengandung berjuta manfaat, yang dikandung oleh drama bernama KOMPETISI ini.

Sebagai contoh, kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia sebagai the rising star, telah memacu ratusan SMA unggulan di seantero negeri untuk menempatkan wakil-wakilnya. Walaupun akhirnya tim terpilih hanya terdiri dari "hitungan jari", tidak berarti ribuan siswa yang telah ikut berkompetisi lantas menjadi sia-sia.

Tengoklah, berapa banyak SMA yang saat ini dengan bangga memasang papan nama "Mitra Olimpiade Fisika" dihalaman muka sekolahnya? Berapa banyak siswa SMA yang mendadak "jatuh cinta" pada mata pelajaran yang dulunya biasa dianggap monster? Semua pencapaian itu adalah hasil SINERGI dari ribuan siswa yang (menjadi) antusias, hasil SINERGI dari ratusan guru yang (menjadi) kompeten. Dan semua aktifitas ini berpusaran dengan KOMPETISI (Olimpiade Fisika) sebagai pusat orbitnya.

Jadi apa hakikat sejati dari KOMPETISI itu? Untuk menjawabnya, kita mengacu pada sebuah Hukum Alam, yaitu bahwa segala sesuatunya di alam semesta ini selalu bergerak memutar. Semua mahluk Tuhan tanpa kecuali, selalu bergerak memutar.

Tengoklah, sekumpulan tatasurya akan mengorbit membentuk galaksi. Sekumpulan galaksi mengorbit membentuk super cluster. Sekumpulan elektron akan mengorbit membentuk molekul. Metabolisme manusia juga merupakan pusaran, sirkulasi dari energi kimia (makanan) menjadi energi tubuh (bio energi) dengan perantaraan sirkulasi darah dimana jantung merupakan pusat orbitnya. Contoh-contoh di atas menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini selalu berpusaran pada "sesuatu" yang lebih besar dari dirinya.

KOMPETISI adalah sebuah bentuk pusaran. Sang "pemenang" adalah pusat orbitnya, sementara "peserta lainnya" akan berputar mengelilinginya. Tidak ada istilah "kalah-menang" di sini, karena kewajiban sang "pemenang" adalah membagi ilmunya, membagi pengalamannya, menebar energi positifnya, kepada siapa saja yang mengorbit di sekelilingnya. Sedangkan kewajiban "peserta lainnya" adalah membuka diri untuk menyerap energi, menyerap ilmu, menyerap pengalaman dari sang pusat orbit, sang "pemenang". Inilah sebuah bentuk SINERGI.

Meskipun sama-sama mengorbit, tapi ada perbedaan mendasar antara manusia dengan mahluk Tuhan lainnya dalam melakukan SINERGI nya. Seperti "bumi-matahari", sampai kapan pun bumi selalu mengitari matahari dan tak mungkin terjadi hal sebaliknya. Tapi manusia sama sekali berbeda.

Manusia, mahluk Tuhan yang telah di "inisiasi" sebagai penguasa bumi dan isinya, telah dianugerahi kemampuan yang tak terbatas. Setiap orang memang akan selalu "mengorbit" pada seseorang yang lebih sukses dari dirinya. Seorang karyawan mengorbit pada perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pengusaha akan mengorbit pada segmen konsumen tertentu dan juga mengorbit pada pengusaha senior lainnya (baca: networking). Seorang trainer akan mengorbit pada seorang guru yang lebih diakui kesahihannya. Tapi pada satu titik, setelah ia sukses menyerap energinya, menyerap pengalamannya, ia akan lepas, dan menjelma sebagai pusat orbit yang baru.

Kini ia akan beralih tugas, dari "menyerap" berubah menjadi "membagi". Dan di sekelilingnya PASTI akan mengorbit rekannya, muridnya, koleganya, bawahannya atau pengagumnya yang dengan hati terbuka bersedia menyerap ilmu dan pengalamannya. Terjadilah sebuah SINERGI yang menjadi mata rantai tak terputuskan. Saling memberi dan menerima. Inilah hakikat yang terdalam dari sebuah KOMPETISI, yang jauh lebih bermakna dari sekedar kalah-menang.

Tahun 2008 sudah kita masuki, marilah kita jalani peran kita masing-masing dengan sebaik-baiknya, agar terjadi SINERGI, yang memang merupakan kehendak Tuhan bagi setiap manusia. Anda yang sedang jadi "pemenang" , sedang menjadi atasan, sedang menjadi idola, bagilah pengalaman dan energi Anda. Sedangkan Anda yang sedang mengorbit, bukalah hati Anda agar dapat maksimal dalam "menyerap".

Suatu saat, atasan-bawahan, idola-pengagum, junior-senior, market leader-follower, pasti akan bertukar peran. Dan itu PASTI terjadi karena memang sudah menjadi ketentuan alam.

Makna Pekerjaan Anda…

Beberapa waktu yang lalu saya memberikan pelatihan mengenai sikap kerja disebuah hotel berbintang lima di Singapura. Salah satu peserta pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang bekerja di hotel tersebut. Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah
monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.

Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah
pengecekan “seadanya”, namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah.

Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membuka dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.

Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu. kurang lebih sebulan! Tidak mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar 600 kamar.

Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran. setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001. Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun. Pekerjaan semacam ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang membosankan ini. saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekedarnya saja.

Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu. Jawabannya sungguh diluar dugaan saya. Dia mengatakan,” James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel, tetapi lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. mereka biasanya adalah Kepala Keluarga, CEO sebuah perusahaan, Direktur atau Manajer Senior. Dan saya tahu mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang.

“Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal didalam kamar. akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan mereka. Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang pimpinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan Kepala Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan. Jadi, jangan meremehkan tugas saya.”

Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa jika seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya,
seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.

Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anda tahu benar makna dibalik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda adalah seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, Kadiv, apakah Anda tahu makna dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff, Kepala Bagian , Manajer atau Kadiv ?

Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.

Regards,
JAMES GWEE

Memecahkan Rekor

Setiap orang yang berhasrat besar untuk menjadi manusia yang lebih baik perlu merenungkan kata-kata Stuart B. Johnson berikut
ini: “Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri, dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari ini.”

Dalam era hiper kompetisi dewasa ini, bagaimana kita memahami kalimat yang demikian itu? Bukankah kita harus bersaing dengan orang lain, dengan siapa saja yang berusaha mengalahkan kita? Jika demikian cara berpikir kita, maka cerita yang dikirim seorang kawan berikut ini mungkin menarik untuk menjadi bahan renungan.

LOMPATAN SI BELALANG…. .

Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi di antara sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi ke sana.

Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang itu bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan
sombongnya.

Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia lalu berkata lagi, “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita.”

“Baik,” jawab si anjing. “Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”

Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata, “Nah, belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.”

“Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan
tantangan kedua?”

“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.

Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, tapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.”

Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi
tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian
lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum.

“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing.

“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.” “Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri. Iya nggak sih?”

Cerita sederhana di atas pernah membuat saya malu pada diri sendiri. Ketika masih berumur awal 30-an tahun, betapa sering saya membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Membandingkan antara profesi saya dengan profesi si Anu, antara pendapatan saya dan pendapatan si Banu, antara mobil saya dengan mobil si Canu, antara kesuksesan saya dengan kesuksesan si Danu, dan seterusnya. Hasilnya? Ada kalanya muncul perasaan-perasaan negatif, seperti iri hati atau kecewa pada diri sendiri, yang menganiaya rasa syukur atas kehidupan. Namun kala yang lain muncul juga semacam motivasi untuk bisa lebih maju dan
berusaha lebih tekun agar bisa melampaui orang lain (pesaing?).

Belakangan, saya menemukan cara bersaing yang lebih cocok untuk diri sendiri. Saya mulai mengukur kemajuan saya tahun ini berdasarkan prestasi saya tahun kemarin. Saya tetapkan bahwa tahun ini saya harus lebih sehat dari tahun kemarin; pendapatan dan sumbangan tahun ini diupayakan lebih tinggi dari tahun lalu; pengetahuan yang disebarkan tahun ini ditingkatkan dari tahun silam; relasi dan tali silahturahmi juga direntangkan lebih lebar; kualitas ibadah diperdalam; perbuatan baik dipersering; dan seterusnya. Dengan cara ini, saya ternyata lebih mampu mengatasi penyakit-penyakit seperti iri hati, dengki, dan rasa kecewa pada diri. Berlomba untuk memecahkan rekor pribadi yang baru, melampaui rekor yang tercapai di masa lalu, ternyata
menimbulkan keasyikan dan rasa syukur yang membahagiakan.

Mungkin benar kata orang bijak dulu: kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, melainkan kemenangan atas hawa nafsu diri sendiri. Setujukah?

Berfokus Pada Kelebihan Diri

“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu, ” kata seorang guru yang hari itu menjadi pembimbing retreat bagi anak-anak sekolah dasar.

Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.

Dengan setengah berakting, sang guru kemudian bersuara keras : “Ayo, tuliskan! Kalau ngga, kertasmu saya sobek lo.” Anak-anak manis itu seketika menjadi salah tingkah.

Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu. Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.”

Penuh rasa penasaran, sang guru bertanya kepadanya : “Kenapa tulisnya kadang-kadang? “. Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata : “Emang cuma kadang-kadang, pak guru”

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang guru kemudian melanjutkan instruksi berikutnya : “Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang buruk dalam dirimu.”

Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya : “Tiga saja, pak guru?”. “Ya, tiga saja!” jawab pak guru. Anak tadi langsung menyambung : “Pak guru, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”.

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Saya menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.

Baru-baru ini, saya dan istri saya menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan seni dari para penyandang cacat. Kami benar-benar terharu. Ada orang buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya. “Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat saya heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat tepat?”, kata istri saya terkagum-kagum.

Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata, “Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia memberi saya semangat untuk bernyanyi.”

Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell : “Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.”

Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita.

Dua Pemburu Dan Seekor Beruang

Dua orang pemburu sedang berburu bersama. Tiba-tiba muncul seekor beruang besar menghadang.
Mereka tak sempat mempersiapkan diri. Salah seorang pemburu segera lagi memanjat pohon dan berdiam mendekam di dahan erat-erat. Melihat dirinya yang akan diserang beruang itu, pemburu yang lain segera menjatuhkan diri ke tanah. Ketika beruang mendatangi dan mendengus-dengus seluruh tubuhnya, pemburu itu menahan nafas selama mungkin. Ia pura-pura mati.

Tak lama beruang itu meninggalkannya. Pikirnya, "Aku tak mau memangsa orang yang sudah mati."

Ketika situasi sudah tenang, pemburu pertama turun dari pohon dan mengolok-olok pemburu yang berpura-pura mati,
"Kawan, apa yang dikatakan oleh tuan beruang tadi padamu."

"Oh tuan beruang itu memberikan nasehat padaku," jawab pemburu kedua.
"Jangan pernah berburu dengan orang yang membiarkan kau terancam dan tak menolongmu dari bahaya.

Smiley...! Kata orang bijak, "Musibah adalah batu ujian bagi persahabatan

Burung Pelikan

Selama bertahun-tahun di Monterey, California merupakan surga bagi burung-burung pelikan. Sebab di kota ini ada banyak pabrik pengalengan ikan. Burung-burung pelikan menyukai kota ini karena saat para nelayan membersihkan tangkapan mereka & memisahkan yang kurang bagus maka burung-burung pelikan segera berdatangan berebut makanan mereka.

Di Monterey ini burung-burung pelikan hidup enak tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkan makanannya. Seiring waktu berlalu, ikan-ikan di pantai California mulai berkurang dan satu demi satu pabrik pengalengan ikan ditutup. Itulah saatnya burung-burung pelikan mendapatkan masalah. Anda tahu? Burung-burung pelikan adalah pemancing alami yang hebat, mereka terbang berkelompok diatas gelombang laut, dan ketika mereka melihat ikan, mereka menyelam ke dalam air dan menyekop tangkapan mereka dengan paruhnya yang lebar.
Burung-burung pelikan yang ada di Monterey tidak pernah berburu selama bertahun-tahun, mereka telah menjadi gemuk dan malas. Kini makanan mereka telah lenyap dan mereka menderita kelaparan.

Para ahli lingkungan hidup di wilayah tsb berpikir keras untuk menemukan cara menolong burung-burung pelikan itu, dan akhirnya mereka bersepakat dengan satu solusi. Mereka mendatangkan burung-burung pelikan dari wilayah lainnya, yang telah mereka teliti setiap hari, dan mereka mencampurnya dengan burung-burung pelikan lokal.

Para pendatang baru itu segera mulai memancing makanan mereka, dan tak lama kemudian burung-burung lokal yang kelaparan bergabung dengan mereka dan mulai memancing makanan mereka sendiri lagi.

Jika anda menemukan diri anda miskin & lapar akan sukses, maka salah satu cara terbaik untuk mendapatkan apa yang anda cari adalah menempatkan diri di sekitar orang-orang sukses. Ambillah waktu bersama dengan mereka, perhatikan bagaimana mereka bekerja, pelajari bagaimana cara mereka berpikir & bertindak, secara tak terduga anda akan menjadi setara dengan orang-orang di sekitar anda.

Hiddink Way

Beberapa saat setelah Korsel memastikan lolos ke babak kedua Piala Dunia 2002, Samsung Electronics — satu dari sekian raksasa bisnis Korsel — mengadakan penelitian terhadap kepemimpinan dan manajemen Guus Hiddink. Kesimpulannya, Hiddink tidak sekadar mengajarkan bermain sepak bola, tetapi merombak etika Konfusian yang mengungkung pemain.

Dalam wawancara dengan Joon Ang Ilbo, satu dari tiga koran berbahasa Inggris di Korsel, Hiddink mengatakan orang Korea memiliki semua persyaratan fisik sebagai pemain sepak bola profesional. Namun, katanya, mereka tidak memiliki kemampuan berkreasi dan memiliki visi bermain yang jelas.

“Di tingkat Asia, Korsel adalah top-dog. Tapi di level internasional,Korsel tidak memiliki apa-apa,” kata Hiddink. “Saya harus mengubah semua itu. Mengeluarkan Korsel dari lingkup Asia dan naik kelas ke tingkat dunia.”

Namun, Hiddink menemui kesulitan ketika harus mengaplikasikan teori sepak bola Barat yang dimilikinya. Ia mengetahui persoalan utamanya terletak pada budaya dan etika Konfusianisme — terutama soal aturan senioritas — yang menghambat komunikasi antarpemain. “Ketika saya datang ke ruang makan pemain, saya melihat ada tiga meja makan,” kata Hiddink. “Setiap meja diperuntukkan bagi kelompok pemain menurut urutan senioritas. Uniknya, selama makan tidak ada komunikasi antarsatu dan lain kelompok.” Saat itu juga Hiddink mengetahui persoalan sebenarnya sepak bola Korsel. Ia meminta pengurus Federasi Sepak Bola Korea untuk mengubah meja makan pemain. Hiddink tidak menginginkan ada pengelompokan pemain sesuai usia dan lamanya bermain di tim nasional, dan menginginkan semuanya berbaur.

Sebagai gantinya, Hiddink menginginkan satu meja makan panjang untuk semua pemain. Tidak ada kursi senioritas, atau bagian-bagian tertentu untuk mereka yang dianggap lebih berpengalaman. Pemain junior dan senior saling berhadapan pada saat makan pada jarak sangat dekat.
Namun, itu pun tidak menyelesaikan masalah. Sampai sekian hari setelah ganti meja, tidak ada komunikasi antara pemain junior dan senior. Pemain junior lebih suka bercengkerama dengan sesamanya.
Begitu pula dengan pemain senior.

“Saya mencari cara lain,” kata Hiddink. “Saya panggil para pemain senior, dan saya minta mereka memberikan laporan tertulis mengenai apa yang mereka bicarakan dengan pemain junior. Hong Myung-bo, misalnya,saya beri tugas mencatat keinginan juniornya.”

Hiddink berhasil. Sejak saat itu pemain senior tidak lagi manusia setengah dewa yang sulit dikritik. Mereka mendatangi pemain junior dan mengajaknya berkomunikasi, di dalam atau di luar tempat latihan. Hiddink telah membangun komunikasi. Inilah yang mengubah penampilan Korsel di lapangan.

“Tidak ada lagi saling diam ketika terjadi kesalahan,” kata Hiddink.
“Pemain senior bukan lagi manusia kebal kritik, tetapi masing-masing memiliki status yang sama.”

Korean Herald menulis Hiddink pula yang memperkenalkan sistem persaingan di antara pemain. Sistem mensyarakatkan pemain memenuhi target masing-masing, khususnya dalam kondisi fisik. Jika gagal risikonya adalah dicoret dari daftar pemain.

Sistem kompetisi berlaku untuk semua. Hiddink tidak peduli dengan reputasi Hong Myung-bo yang dikagumi banyak pemain, atau Cha Do-ri yang putra legendaris Korea, Cha Bum-keun.

Sistem ini membawa korban banyak pemain senior. Sejumlah nama terpaksa dicoret Hiddink dari daftar. Reaksi publik Korsel sungguh luar bisa. Koran-koran berbahasa Korea mengkritik habis cara Hiddink melatih. Ia dianggap memperkenalkan cara lama Belanda dalam berlatih sepak bola.

Terlebih, sampai sekian bulan setelah kedatangannya ia tidak melakukan pembaruan teknik dan mengajarkan Ahn Jung-hwan dan kawan-kawannya bagaimana memainkan strategi baru. Hiddink dianggap terlalu mementingkan kekuatan fisik, padahal ia tahu selama ini Korsel dikritik media asing sebagai running soccer robots.

Hiddink tidak peduli dengan semua kritik itu. Ia mengatakan, “Setelah semua masalah fisik terselesaikan, pemain akan bisa menguasai semua teknik bermain manapun.” Ia melanjutkan, “Yang terpenting bagi sebuah tim adalah bagaimana membangun teamwork. Ini perlu komunikasi yang lancar antarpemain. ”

Hiddink Way, begitu orang Korea menyebutnya, berjalan sesuai rencana. Namun, sampai beberapa bulan sebelum piala dunia, Korsel hanya beberapa kali tampil mengesankan di depan publiknya. Saat menghadapi Prancis, misalnya, publik Korsel mulai bisa melihat kemampuan pemain Korsel mencetak gol ke gawang tim Eropa. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Tanpa diketahui banyak media massa, Hiddink saat itu telah memberikan sentuhan think and play kepada pemain-pemainnya. Ia mengajarkan bagaimana mengambil keputusan di saat tertekan, dan mengatasi tekanan lawan. Ia mengubah Korsel menjadi sebuah tim yang bukan lagi berkarakter Asia, tapi fotokopi tim-tim Eropa.

Ia mengajarkan kepada semua pemain bagaimana memainkan perubahan karakter bermain di lapangan, saat menyerang atau ketika diserang. Inilah yang terlihat di semua pertandingan Korsel.

Sampai usai pertandingan Korsel-Portugal, tidak ada lagi keraguan akan Hiddink Way. Yang terjadi adalah berjangkitnya Hiddink Syndrome di semua lapisan masyarakat Korea. Samsung bukan satu-satunya perusahaan yang merasa perlu mengadopsi pendekatan Hiddink, tapi sejumlah manajer perusahaan multinasional Korea mulai mengubah pendekatan Konfusianisme yang telah mengakar begitu kuat.

Jadilah Diri Anda Seutuhnya

Disuatu telaga besar milik seorang saudagar kaya, hidup lah bermacam-macam ikan dengan suka cita. Telaga yang begitu besar dengan berbagai macam tanaman air yang menghiasi, memberikan suasana tenang bagi siapa saja yang melihatnya. Tepat ditengah telaga tersebut, terdapat sebuah air mancur kecil, yang menghasilkan gelembung-gelembung udara didalam air. Ikan yang berada didalam telaga tersebut terlihat kesana kemari dengan gembira bermain-main dengan gelembung-gelembung air tersebut.

Sang saudagar kaya sangat mencintai ikan-ikannya sehingga dengan rajin setiap harinya, dia memberi makan ikan-ikan tersebut dengan udang-udang kecil yang dihaluskan. Hampir ratusan ikan yang tinggal didalam telaga tersebut, dengan berbagai macam jenis dan bentuknya. Dari ratusan ikan tersebut, terdapat seekor ikan mas bertubuh besar dan berwarna emas. Sepintas ikan ini sangatlah lincah dan menarik, namun ada satu sifat jelek yang dimiliki ikan ini, yaitu sifat ketergantungannya.

Pada saat siang hari, ikan-ikan di telaga tersebut seperti biasa menanti tuannya untuk diberi makan, termasuk si ikan mas. Namun setelah ditunggu-tunggu sang saudagar kaya yang dinanti tidak datang juga. Ternyata karena suatu kesibukkan mengharuskan sang saudagar kaya untuk keluar kota untuk waktu yang agak lama. Ikan-ikan ditelaga tersebut berinisiatif memakan tanaman air yang ada disekitar telaga tersebut, hanya si ikan mas yang tetap menunggu dan menunggu

"Hai ikan mas, makanlah tanaman air ini, kamu tinggal menggigit dan mengunyahnya, untuk makan siang kamu" Teriak ikan-ikan yang lain kepada si ikan mas

"Tidak, akan tidak bisa memakan dan mengigitnya. Saya tidak bisa. Saya akan menunggu tuan kita memberi makan saja" Jawab ikan mas itu dengan ketusnya

Hari semakin malam, namun sang saudagar kaya yang ditunggu ikan mas tersebut, tidak kunjung datang. Ikan-ikan yang lain, sudah kenyang menyantap tanaman air, hanya si ikan mas yang kelaparan karena belum memakan apa pun. Akibat menahan lapar yang begitu dahsyat, si ikan mas mulai merasa lemas di sekujur tubuhnya, namun dia tetap merasa tidak bisa memakan tanaman air tersebut, karena dia terbiasa diberikan makan oleh tuannya.

Sudah 2 hari, si ikan mas menahan lapar dan akhirnya tubuhnya pun kaku karena kelaparan, di lubung makanan yang berlimpah. Dia mati bukan karena tidak ada makanan, namun karena sifat ketergantungan terhadap orang lain.

~Banyak sekali kita melihat di kehidupan ini, sifat ketergantungan yang berlebih terhadap orang tua, saudara dan terhadap orang lain. Sifat ketergantungan yang berlebih akan membuat diri kita tidak terasah, merasa tidak percaya diri dan tidak mampu memekpresikan kemampuan diri kita. Kita boleh belajar, mengikuti dan dimotivasi oleh orang lain, namun hendaknyalah kita harus selalu yakin pada kemampuan diri kita dan menjadi diri kita sendiri, karena setiap orang punya kemampuan untuk menjadi sukses, hanya pandangan dan perjuangan akan arti sukses yang salah, yang menghalangi datangnya kesuksesan tersebut. Jadilah diri anda seutuhnya!!!~

Bismillahhirrahmannirrahim

Jangan lupa dan selalu praktekkan :

1.Bismillahhirrahmannirrahim:pada tiap-tap hendak melakukan sesuatu.
2.Alhamdulliah:pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.
3.Astagfirrullah:jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk.
4.Isyaallah:jika ingin melakukan sesuatu pada masa akan datang.
5.Lahaulawalaquataillahbillah:bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.
6.Innalillah:jika menghadapi musibah atau melihat kematian.
7.Laailaahaillallah:bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya.

Kekuatan terbesar manusia

Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan mahakarya.
Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada pikiran. Tetapi
kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut, sebab kita sering
terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan tertentu. Sehingga selamanya
tidak dapat mencari kemungkinan yang lebih baik atau perubahan nasib
yang berarti.

Oleh karena itu milikilah target yang lebih tinggi untuk merangsang
kekuatan dalam pikiran tersebut. Sebab target atau sasaran baru yang
dipikirkan itu akan menggerakkan diri kita untuk melaksanakan tindakan.
Apalagi jika diyakini target tersebut bakal tercapai, maka diri kita
akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada.

Setelah tindakan-tindakan baru yang lebih konstruktif dikerjakan hingga
berulang-ulang, maka tanpa disadari kita sudah banyak melakukan hal-hal
penting hinga kita tiba di zona baru, dimana kita berhasil mencapai
target yang didambakan. Itulah mengapa dikatakan bahwa manusia mempunyai
potensi yang sangat besar dalam pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran
bawah sadar itu dapat dibangkitkan melalui 2 cara, yaitu: autosuggestion
dan visualization.

Autosuggestion

Keinginan-keinginan kita merupakan informasi penting untuk pikiran bawah
sadar. Sebab keinginan yang terekam kuat dalam pikiran bawah sadar
sangat besar dapat menjadi daya dorong yang akan menggerakkan diri kita
untuk berbuat sesuatu yang luar biasa. Keinginan yang sangat besar dan
terekam dalam pikiran bawah sadar itulah yang dinamakan autosuggestion.

Autosuggestion seharusnya dilakukan dengan penuh rasa percaya,
melibatkan emosi dalam diri, dilakukan penuh konsentrasi terhadap obyek
yang positif, dan berulang-ulang. Selanjutnya, pikiran bawah sadar
inilah yang akan mendikte gerak-gerik tubuh kita. Kekuatan yang
ditimbulkan oleh pikiran bawah sadar itu sangat dahsyat entah digunakan
untuk melakukan perbuatan buruk atau baik. Kadangkala niat untuk
melakukan sesuatu secara otomatis muncul dari pikiran bawah sadar.

Autosuggestion akan mengetuk kesadaran (heartknock) . Karena dilakukan
berulang-ulang dan rutin, suatu ketika kata-kata tersebut akan menembus
pikiran bawah sadar. Lalu pikiran bawah sadar itupun memompa semangat.
Energi itu dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan impian hidup kita.

Mungkin kegiatan autosuggestion ini akan dianggap aneh oleh orang lain.
Tetapi itulah salah satu cara untuk mengubah diri dari dalam. Biasakan
mendengar pola pikir positif dan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang
konstruktif. Jadi jangan ragu untuk melakukan budaya-budaya yang
potensial, menumbuhkan optimisme dan kreatifitas.

Ada 5 (P) petunjuk dalam melakukan autosuggestion, yaitu;

- Positive : pada saat melakukan autosuggestion, pikirkan hal-hal yang
positif saja.

- Powerful : lakukan dengan penuh keyakinan sebab dapat memberikan
kekuatan untuk berbuat sesuatu yang luar biasa.

- Precise : keinginan yang hendak dicapai harus sudah dapat
dideskripsikan, karena pikiran bawah sadar hanya bisa menyusun
berdasarkan kategori.

- Present Tense: dalam bentuk keinginan saat ini, bukan keinginan di
masa lalu atau akan datang.

- Personal : lakukan perubahan positif terhadap diri sendiri terlebih
dahulu.

Visualization

Bila kita menginginkan sesuatu maka pikiran bawah sadar akan
menggambarkan apa yang didambakan itu. Dengan cara memvisualisasikan
impian terlebih dahulu, terciptalah banyak sekali karya-karya
spektakuler di dunia ini. Marcus Aurelius Antonius, seorang kaisar
Romawi jaman dahulu mengatakan, “A man’s life is what his thought make
of it - Kehidupan manusia ialah bagaimana mereka memikirkannya. ”

Sesuatu yang selalu divisualisasikan manusia akan mudah terekam dalam
pikiran bawah sadar. Lalu muncul kekuatan pikiran tersebut, yang
berperan sebagai penghubung antara jiwa dengan tubuh. Sehingga tubuhpun
bereaksi dengan mengerahkan seluruh potensi yang sebelumnya tidak pernah
digunakan, dalam bentuk kreatifitas atau tindakan. Memvisualisasikan
impian memungkinkan seluruh impian tercapai oleh pikiran bawah sadar.

Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan potensi yang sama besar kepada
manusia. Tidak ada ruginya membayangkan betapa berpotensinya diri kita
untuk mencapai impian-impian. Berikut ini beberapa langkah dalam
memvisualisasikan impian, yaitu:

1. Mendefinisikan impian

Mendefinisikan impian artinya memberikan batasan atau standar akan
impian yang hendak dicapai. Kemudian, gambarkanlah semua impian
seolah-olah Anda sudah sepatutnya meraih impian tersebut. Meskipun
tindakan ini terkesan sederhana, tetapi dari gambaran impian itulah kita
akan mencoba berbuat sesuatu untuk melakukan perubahan dan akhirnya
dapat meraih cita-cita.

2. Menentukan target waktu

Dambakan impian itu terwujud sesuai target yang telah ditentukan, sebab
impian tanpa target waktu hanya akan menjadi mimpi sesaat. Impian dengan
target waktu akan menggerakkan kesadaran untuk tidak segan-segan
melakukan perubahan. Maka mulailah dari sekarang, Be the best, do the
best, and then let God take care the rest ?Jadilah yang terbaik, lakukan
yang terbaik, biarlah Tuhan yang menentukan. Potensi yang kita miliki
kelihatannya sangat sayang jika tidak dioptimalkan.

3. Melakukan berulang-ulang

Melakukan ulangan artinya mengkondisikan diri kita untuk lebih sering
ingat akan impian kita. Jika sering ingat, maka perlahan-lahan impian
itu akan tertanam di alam pikiran bawah sadar. Bila pesan sudah diterima
oleh SCM (sub-conscience mind), maka dia akan menggerakkan diri kita
untuk menciptakan keputusan atau menjadikan kita lebih kreatif.

Jika impian lebih sering diimajinasikan ternyata dapat melipatgandakan
kekuatan dari pikiran bawah sadar. Imajinasi yang diulang-ulang ini akan
secara tidak langsung merangsang ilusi akan kenyataan yang luar biasa
tentang potensi kita sebagai umat manusia. Sehingga diri kita akan
berusaha keras mencapai impian yang

divisualisasikan. Begitulah seterusnya kekuatan pikiran bawah sadar
bekerja dan dibangkitkan, hingga perubahan besar terjadi dalam diri kita
pada suatu waktu.*

Oprah Winfrey - Wanita Luar Biasa!

Bermodal keberanian “Menjadi Diri Sendiri”, Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara “The Oprah Winfrey Show” telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.

TAHUKAH ANDA?
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumahtangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras. “Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia” katanya dalam suatu wawancaranya.

Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.

Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia
diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.

Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..

Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!

Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama.
Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.

Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.

Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. “Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini” ujarnya berharap.

Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani!

Amati Seksama Dan Petik Sebuah Makna

"If you think you are too small to do the big things, try doing small thing in the big ways" (Jika anda merasa terlalu kecil untuk melakukan hal-hal yang besar, cobalah melakukan hal-hal kecil dengan cara-cara yang besar)

Sukses itu tanpa batas. Tanpa batas untuk sukses bermakna sukses tidak pernah memilih dimana dan kepada siapa. Pendek kata, sukses tidak pernah pandang bulu. Untuk membuktikan keyakinan ini, pertanyaan di bawah ini akan memberi jawaban otentik :

Adakah jaminan bagi orang yang keluarganya kaya atau berpendidikan tinggi atau cantik atau ganteng atau berotot atau lahir tanpa cacat atau lulusan universitas terkenal, PASTI DIJAMIN SUKSES ?? Jawabannya "TIDAK".

Sebaliknya bila ada orang lahir dari keluarga miskin atau kurang sekolah atau jelek atau kurus atau pendek atau lulusan universitas tidak bernama, PASTI AKAN MISKIN DAN GAGAL ?? Jawabannya "TIDAK".

Sukses adalah milik orang Kreatif yang Antusias dan memilih untuk Tumbuh.. Orang kreatif yang antusias adalah orang yang bersemangat untuk menemukan dan berkarya untuk menghasilkan sesuatu. Sesuatu yang tidak ada menjadi ada, yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat serta bernilai tinggi. Orang kreatif selalu terdesak untuk tumbuh. Up date diri tidak berhenti belajar dan MENGAMATI semua yang sudah disediakan Tuhan di alam ini.

Berbeda dengan "MELIHAT" yang berarti menatap tanpa meneliti. "MENGAMATI" diartikan sebagai orang yang melihat dengan teliti, kemudian mencari makna dari yang ia lihat dan ia amati. Sir Issac Newton adalah contoh orang yang mengamati buah apel yang jatuh dari pohonnya, meskipun sudah berjuta buah apel yang jatuh dan berjuta juga orang yang melihat buah apel jatuh, tetapi hanya Sir Issac Newton yang mengamati, dan lahirlah teori hukum gravitasi. Wright Bersaudara mengamati, bagaimana perbedaan antara burung gereja dan burung rajawali terbang. Mereka mengamati bagaimana burung rajawali mengepakkan sayap dan terbang dengan indah dalam keseimbangan memecah angin dan badai. Berjuta orang juga telah melihat burung rajawali mengepakkan sayap, tetapi hanya Wright Bersaudara yang mengamati dan menjadi ide dasar bagi mereka menciptakan pesawat terbang dikemudian hari. Soichiro Honda mengamati sisa-sisa kaleng dan onderdil bekas selama perang dunia II yang berserakan. Soichiro Honda memungut barang bekas itu, dirancangnya menjadi mesin yang dipasang di sepeda, inilah embrio lahirnya Honda Corporation pembuat mobil honda dan motor honda dikemudian hari.

Semua yang dilakukan oleh tokoh-tokoh legendaris diatas hanya sederhana dan tergolong mampu dikerjakan oleh setiap orang. Perbedaannya, Tokoh-tokoh legendaris itu, lebih pandai, lebih peka dan lebih tajam menggunakan kelebihan yang diberikan Tuhan kepada manusia lewat panca indra, melalui fungsi mata, telinga, hidung, mulut dan perasa.

Coba defenisikan sukses anda melalui keinginan yang SANGAT anda inginkan. Berfikir suatu ide yang mungkin dapat anda lakukan, dan segera realisasikan ide itu. Mungkin anda bisa masuk dalam kelompok orang yang jumlahnya sedikit, yaitu menjadi pengamat yang kreatif. Mewujudkan nilai tambah dari sesuatu yang anda amati.

Orang pintar berkata : orang kreatif tidak akan susah, orang kreatif tidak akan mati. Kata bijak untuk anda renungkan : "If you think you are too small to do the big things, try doing small thing in the big ways" (Jika anda merasa terlalu kecil untuk melakukan hal-hal yang besar, cobalah melakukan hal-hal kecil dengan cara-cara yang besar).

Stephen Covey dengan elegan mengatakan : Sangat penting bagi manusia untuk tidak hanya bekerja dan hidup di dunia ini. Lebih penting dari itu adalah kemampuan kita memberi MAKNA pada kehidupan ini. Dengan memberi makna pada kehidupan, maka kita akan memahami nilai-nilai misi hidup kita. Bekerja selaras dengan makna hidup yang berisi nilai-nilai misi kehidupan, akan menjadikan manusia hidup penuh gairah dan berbahagia.
Berilah makna dalam hidup, lakukan pengamatan di sekeliling secara cermat dan kerjakan dengan kreatif. Orang sukses tidak pernah ragu untuk belajar.., tumbuh.., belajar lagi..., dan tumbuh lagi..... (Wallace D.Wattles : Anda adalah orang sempurna yang hidup diantara orang sempurna lainnya. Tidak banyak orang yang memiliki keyakinan yang sempurna pada dirinya sendiri dan kemampuannya untuk menghadapi setiap kombinasi hidup).

Renungan

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi
betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur’an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saatterakhir untuk event yangmenyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur’an; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.

Berapa lama Kita dikubur?

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.

Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan “Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915 : 20- 01-1965 ”

“Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo’a untuk nenekmu” Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo’a untuk Neneknya…

“Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah.” Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya.

“Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah…” Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. “Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun … ”

Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut “Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910″

“Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah”, jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. “Memangnya kenapa ndhuk ?” kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. “Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka” kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. “Iya kan yah?”

Ayahnya tersenyum, “Lalu?”
“Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur …. Ya nggak yah?” mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ….. “Iya nak, kamu pintar,” kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya… 42 tahun hingga sekarang… kalau kiamat datang 100 tahun lagi…142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur …. Lalu Ia menunduk … Meneteskan air mata…

Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya …lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji’un …. Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan?

Ya Allah… Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur…. air matanya semakin membanjiri jenggotnya

Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak … Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur…. tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan… Dan apa yang akan datang di depannya…

“Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku…”

“Sebarkanlah walau hanya 1 ayat”

Anger Management

Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar.

Seseorang yang tidak bisa merasa marah -tidak bisa disebut penyabar; karena dia hanya tidak bisa marah.

Sedang seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk tetap berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar.

Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu-sulit, Anda sangat tepat; karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.

Kesabaran bukanlah sebuah sifat, tetapi sebuah akibat.

Perhatikanlah bahwa kita lebih sering menderita karena kemarahan kita, daripada karena hal-hal yang membuat kita merasa marah. Perhatikanlah juga bahwa kemarahan kita sering melambung lebih tinggi daripada nilai dari sesuatu yang menyebabkan kemarahan kita itu, sehingga kita sering bereaksi berlebihan dalam kemarahan.

Hanya karena Anda menyadari dengan baik –tentang kerugian yang bisa disebabkan oleh reaksi Anda dalam kemarahan, Anda bisa menjadi berhati-hati dalam bereaksi terhadap apa pun yang membuat Anda merasa marah. Kehati-hatian dalam bereaksi terhadap yang membuat Anda marah itu lah yang menjadikan Anda tampil sabar.

Kemarahan adalah sebuah bentuk nafsu.

Nafsu adalah kekuatan yang tidak pernah netral, karena ia hanya mempunyai dua arah gerak; yaitu bila ia tidakmemuliakan,pasti ia
menghinakan.

Nafsu juga bersifat dinamis, karena ia menolak untuk berlaku tenang bila Anda merasa tenang. Ia akan selalu memperbaruhi kekuatannya untuk membuat Anda memperbaruhi kemapanan Anda.

Maka perhatikanlah ini dengan cermat; bila Anda berpikir dengan jernih dalam memilih tindakan dan cara bertindak dalam kemarahan, nafsu itu akan menjadi kekuatan Anda untuk meninggalkan kemapananAndayang sekarang -untuk menuju sebuah kemapanan baru yang lebih tinggi.

Tetapi, bila Anda berlaku sebaliknya, maka ke bawahlah arah pembaruan dari kemapanan Anda.

Itu sebabnya, kita sering menyaksikan seorang berkedudukan tinggi yang terlontarkan dari tingkat kemapanannya, dan kemudian direndahkan karena dia tidak berpikir jernih dalam kemarahan.

Dan bila nafsunya telah menjadikannya seorang yang tidak bisa direndahkan lagi, dia disebut sebagai budak nafsu.

Kualitas reaksi Anda terhadap yang membuat Anda marah, adalah penentu kelas Anda.

Kebijakan para pendahulu kita telah menggariskan bahwa untuk menjadi marah itu mudah, dan patut bagi semua orang. Tetapi, untuk bisa marah kepada orang yang tepat, karena sebab yang tepat, untuk tujuan yang tepat, pada tingkat kemarahan yang tepat, dan dengan cara yang tepat -itu tidak untuk orang-orang kecil.

Maka seberapa besar-kah Anda menginginkan diri Anda jadinya?

Memang pernah ada orang yang mengatakan bahwa siapa pun yang membuat Anda marah-telah mengalahkan Anda. Pengamatan itu tepat-hanya bila Anda mengijinkan diri Anda berlaku dengan cara-cara yang merendahkan diri Anda sendiri karena kemarahan yang disebabkan oleh orang itu.

Itu sebabnya, salah satu cara untuk membesarkan diri adalah menghindari sikap dan perilaku yang mengecilkan diri.

Kita sering merasa marah karena orang lain berlaku persis seperti kita.

Perhatikanlah, bahwa orang tua yang sering marah kepada anak-anaknya yang bertengkar -adalah orang tua yang juga sering bertengkar dengan pasangannya.

Bila kita cukup adil kepada diri kita sendiri, dan mampu untuk sekejap menikmati kedamaian kita akan melihat dengan jelas bahwa kita sering menuntut orang lain untuk berlaku seperti yang tidak kita lakukan.

Dan dengannya, bukankah kemarahan Anda juga penunjuk jalan bagi Anda untuk menemukan perilaku-perilaku baik yang sudah Anda tuntutdariorang lain,tetapi yang masih belum Anda lakukan?

Lalu, mengapakah Anda berlama-lama dalam kemarahan yang sebetulnya adalah tanda yang nyata bahwa Anda belum memperbaiki diri?

Katakanlah, tidak ada orang yang cukup penting yang bisa membuat saya marah dan berlaku rendah.

Bila Anda seorang pemimpin, dan Anda telah menerima tugas untuk meninggikan orang lain; maka tidak ada badai, gempa, atau air bah yang bisa membuat Anda mengurangi nilai Anda bagi kepantasan untuk mengemban tugas itu.

Ingatlah, bahwa orang-orang yang berupaya mengecilkan Anda itu-adalah sebetulnya orang-orang kecil.

Karena, orang-orang besar akan sangat berhati-hati dengan perasaan hormat Anda kepada diri Anda sendiri. Bila mereka marah pun kepada Anda, mereka akan berlaku dengan cara-cara yang mengundang Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Sedangkan orang kecil? Orang-orang kecil membuat orang lain merasa kecil agar mereka bisa merasa besar.

Anda mengetahui kebesaran yang dijanjikan untuk Anda. Maka besarkan-lah orang lain.

Semangkuk bakmi panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

RENUNGAN:

BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH DIDALAM TUHAN.

Kisah Si Sulung dan Si Bungsu

Dahulu kala hiduplah dua orang kakak beradik di suatu desa. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dia kepada mereka berdua dua hal yang harus dipatuhi, untuk kesuksesan kehidupan mereka :

pertama, jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu
kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Ibunya yang masih hidup merasa binggung terhadap hal tersebut, dan suatu hari dia tuh menanyakannya kepada mereka berdua :

"Kalian memiliki usaha dibidang yang sama tapi kenapa sulung bisa menjadi kaya dan bungsu bisa menjadi tambah miskin?" tanya si Ibu

"Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak" Sahut si bungsu

"Terus engkau si sulung kenapa engkau bisa sukses, apa rahasianya" Tanya si ibu kembali

"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama" Jawab si sulung mengenai rahasia suksesnya

~Setiap orang memiliki pandangan dan pengertian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah, namun pengertian bijak seperti si sulung lah yang harus kita tiru. Menanggapi positif setiap masalah dan menjadikannya suatu arahan peluang untuk meraih sukses. Sungguh luar biasa. Jangan hanya bisa menyesali kehidupan akan suatu masalah. Karena sesungguhnya orang sukses adalah orang yang bisa memanfaatkan secara maksimal apa yang dia punya, bukan hanya menyalahkan dan mengkambinghitamkan nasib ataupun masalah~

Check Our Commitment

Walau merangkak tersendat mungkin banyak di antara kita yang pada akhirnya berhasil sampai pada titik pemahaman tentang kekuatan diri sendiri. Mengingat kembali kelebihan-kelebihan dan kisah sukses pribadi memang menjadikan hidup kita lebih berwarna. Tiba-tiba saja kita bisa merasa lebih besar dan lebih nyaman berdiri di atas pijakan yang mungkin tak kokoh sekalipun. Lalu pemahaman akan nilai-nilai dan keyakinan pribadi bisa memberi kita informasi tentang apa yang penting buat kita dan pada akhirnya membantu kita mengarahkan energi untuk sebuah prioritas yang hendak kita perjuangkan.

Namun apakah semua itu sudah cukup membuat kita mau berkomitmen memperbaiki diri, mengejar apa yang tertinggal di hari lalu ? Apakah pemahaman diri yang makin baik sudah cukup menjadi bekal agar kita punya daya juang lebih untuk mengoptimalkan apa yang ada ? Bahkan ketika informasi tentang keseimbangan hidup kita sudah diurai, apakah semua sungguh bisa kita manfaatkan sebagai momentum penting untuk memperbaiki komitmen kita ? Atau jangan-jangan ada yang masih meragukan peran komitmen. Anda sendiri yang tahu jawabannya.

Yang saya tahu, komitmen adalah salah satu kata kunci saat kita bicara usaha manusia memperbaiki diri. Bahkan pada apapun gerak dan usaha manusia, komitmen menjadi nyala api berkobar yang mengarahkan kita pada impian-impian dalam gelap. Komitmen untuk berubah adalah wajah lain dari keping logam bernama perubahan. Nyaris tak ada perubahan tanpa komitmen untuk berubah. Hanya ada isapan jempol jika Anda membiarkan impian tanpa dilambari jiwa bernama komitmen itu.

Mempersoalkan komitmen pribadi adalah langkah lain yang akan mengantar kita untuk makin jelas mendapatkan gambaran akan peta hidup kita ke depan. Sudah ada banyak sumber daya dan data, namun tanpa komitmen semua bisa berhenti tak bergerak. Modal yang kita punya tak bisa membawa perubahan tanpa penggerak bernama komitmen. Komitmen bertindaklah yang akan mulai memutar roda perubahan itu. Mencoba terus memutar roda kehidupan dan penasaran saya terhadap konsep komitmen mengantar saya pada penemuan menarik berikut ini.

Dari sebuah tulisan saya membaca penggalan sebagai berikut "The achievement of your goal is assured the moment you commit yourself to it." -- Mack R. Douglas Saat kaki mulai melangkah dan komitmen untuk itu bisa terus dijaga, maka hanya soal waktu saja kita akan sampai pada tujuan yang kita angankan, begitu kira-kira pesan yang saya pahami dari kutipan di atas.

Ketika saya coba menggunakan pernyataan di atas sebagai cermin , maka tetap saja soal komitmen bukanlah perkara sederhana. Saat mempersoalkan konsepsi komitmen maka barisan pertanyaan besar lain yang menyentak saya terkait pada bagaimana cara saya memastikan bahwa saya mampu terus menyalakan api komitmen dalam diri ?Bukankah ada banyak impian saya yang terbengkalai, hingga akhirnya saya terlupa sendiri ? Bukankah ada banyak rencana yang kacau balau, tertimpa banyak agenda lain yang sayangnya tak juga bisa saya selesaikan ? Bukankah ada banyak waktu yang akhirnya seakan terbuang sia-sia ?"How do I keep the commitment alive?", adalah pertanyaan besar buat saya.

Maka saya sedikit terhibur ketika membaca nasehat beberapa guru seputar menjaga nyala api komitmen itu. Ada beberapa masukan yang layak kita timbang dan renungkan. Arus utama yang ditawarkan menuntun saya untuk coba mengkaji dan melihat ke dalam lalu secara perlahan coba mengarahkan semua tingkatan dan dimensi diri berjalan dan berfungsi dengan selaras. Benar, membicarakan komitmen juga menyentuh soal selaras tidaknya pikiran dan emosi kita dengan apa yang sungguh ingin kita kejar. Dalam hal ini John Robson pernah berujar:It's essential that all aspects of our being align with what we want to do. If our head affirms that something is important but our body and our emotions feel no desire to get involved, we will never succeed in our aims.Tak cukup hanya mengerakan kepala Anda.

Tangan dan emosi Anda perlu diselaraskan. Ini soal "head", "hand" dan juga "heart". Kalau apa yang kita pikirkan tak selaras dengan emosi kita maka akan makin sulit kita mencapai apa yang dimaui. Percaya bahwa Anda mampu tidaklah cukup. Juga kesadaran akan arti penting tujuan Anda belum mengantar Anda kemana-mana, jika pada kenyataannya kita tak melakukan apa-apa sebagai ekspresi pemahaman dan keyakinan itu. Saya tak hendak mengkritisi anjuran untuk berpikir besar atau berpikir positif.

Semua tentu punya alasan dan manfaat. Hanya saja, jika kita hendak merealisasikan impian yang ada, maka menyelaraskan usaha dengan keyakinan menjadi hal yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Saya beruntung menemukan anjuran tentang penyelarasan di atas. Saya juga tercengang saat tahu bahwa ada banyak isu yang perlu dikaji saat bicara komitmen. Ada banyak dimensi komitmen yang perlu kita dalami, agar apa yang kita upayakan sungguh bisa membuahkan hasil. Memperjuangkan apa yang kita mau, ternyata juga mensyaratkan kita untuk memperlihatkan komitmen di tingkat spiritual. Mengenali motivasi terdalam kita adalah salah satu langkahnya. Bukankah tak sedikit yang pernah mengingatkan kita akan pentingnya pemahaman akan motivasi ini ?

Sejalan dengan ini pengenalan kita akan makna dari tindakan dan tujuan kita juga menjadi sumber energi yang akan terus menggerakkan kita. Menyadari gambaran besar dari apa yang hendak kita kejar akan memotivasi kita untuk bergerak dan terus bergerak. Sementara minimnya pemahaman yang utuh akan tujuan-tujuan kita kadang justru mengantarkan orang pada kebingungan dan kehampaan. Karenanya banyak guru mengingatkan kita untuk berpikir jauh ke depan, membuat rencana hari ini untuk persiapan hari akan datang. Tak saja hari 20 atau 50 tahun ke depan, kita juga perlu menghitung kesiapan kita menuju masa setelah kehidupan dunia terhenti. Memahami makna penciptaan kita semoga juga memperkokoh komitmen kita pada tingkat spiritualKomitmen pada tingkatan pikiran dan kesadaran terkekspresikan ke dalam bentuk yang beragam. Ada yang sekedar mulai dengan memikirkannya secara mendalam, dan tak sedikit yang melakukan visualisasi.

Semakin jelas tujuan Anda, makin kita diharapkan akan memiliki komitmen untuk meraihnya. Melakukan dialog internal dengan diri sendiri atau meditasi adalah jalan yang bisa dijadikan alternatif untuk menancapkan komitmen di tingkat kesadaran dan pikiran kita. Maka, ada banyak kawan yang aktif mendalami journal writing, mengekspresikan buah diskusi dengan diri sendiri dan merekam pemaknaan terhadap apa yang terjadi di sekeliling merekaSecara emosi, komitmen dibangkitkan dengan membangun perasaan gembira dan puas atas apa yang sudah kita dapat. Bersyukur adalah kata sederhana yang kadang kita lupa melakukannya dalam keseharian.

Bukankah sikap negatif, sinisme adalah gambaran dari kurangnya rasa syukur. Kita mudah melihat dengan kaca mata gelap, yang sayangnya kita juga lupa bahwa dengan cara itu berarti kita tengah membuang energi, yang akhirnya membuat kita lelah secara mental. Menikmati apa yang ada dan mensyukuri yang di depan mata mungkin adalah pekerjaan sederhana yang perlu saya latih kembali. Saya bersyukur tengah diyakinkan bahwa bersyukur adalah tali yang akan menguatkan komitmen saya secara emosiSebagaimana sudah diulas sedikit di atas, pada akhirnya geraklah yang sungguh mengantar kita pada apa yang kita mau. "Action and Wisdom" kata Andrie Wongso. Bergeraklah yang akan memutar roda kehidupan Anda.

Tak sekedar bergerak dengan jurus dewa mabuk, kita perlu menghitung gerak agar lebih efektif dalam mencapai sasaran kita. "Apakah tindakan kita mengarahkan kita pada tujuan ?", itu adalah salah satu pertanyaan dasar yang perlu terus kita lontarkan pada diri sendiri, untuk memastikan bahwa kita terus berada di jalur yang benar. Kalau satu tindakan tak memberi hasil, maka menjadi fleksibel adalah anjuran banyak pakar. "Act differently" adalah semboyannya. Tak hanya sibuk bergerak, kita butuh waktu untuk memonitor sejauh mana progress dari usaha kita. Mencari umpan balik dan mempertimbangkan alternatif lain adalah pilihan-pilihan yang selarasa dengan siklus Plan - Do - Check - Action . Inilah wajah komitmen di tingkat fisik. Merenungkan, mempertimbangkan dan mengekspresikan komitmen dalam berbagai wajahnya semoga akan meningkatkan kemungkinan kita meraih apa yang kita mau. "Tahu yang Anda Mau" adalah hal positif. Namun itu tak cukup. Punya "Plan" juga baik, tapi tetap tak mengantar Anda kemana-mana. Juga jika Anda hanya "Do - Check" dan "Do - Check", maka bisa salah arah. Tak ada satu resep manjur yang tepat dan cocok buat semua situasi.

Walau banyak orang menyebut bahwa sukses adalah soal yang sederhana, namun perlu seni sendiri untuk meramu semua resep yang ada, lalu mengolahnya sedemikian rupa.Mudah-mudahan ini jadi momentum tambahan yang menggerakan saya, yang menguatkan komitmen saya, dan tak hanya membuat saya berhenti pada tingkatan komat-kamit !